Minggu, 03 April 2016

Psikoterapi : Logotherapy

Logotherapy
(Viktor Emil Frankl)

Kata “logo” berasal dari bahasa Yunani “logos” yang berarti makna atau meaning dan juga “rohani”. Adapun kata “terapi” berasal dari bahasa Inggris “therapy” yang artinya penggunaan teknik-teknik menyembuhkan dan mengurangi suatu penyakit. Jadi, kata logotherapy artinya penggunaan teknik untuk menyembuhkan dan mengurangi atau meringankan suatu penyakit melalui penemuan makna hidup. 


Logotherapy didasarkan pada premis bahwa manusia dimotivasi oleh "kehendak untuk menjadi bermakna," sebuah tarik batin untuk menemukan makna hidup. Terdapat prinsip dasar logotherapy :
  • Hidup memiliki makna dalam semua keadaan, bahkan yang paling menyedihkan.
  • Motivasi utama untuk hidup adalah kehendak kita untuk menemukan makna dalam hidup.
  • Memiliki kebebasan untuk menemukan makna dalam apa yang kita lakukan, dan apa yang kita alami, atau setidaknya menentukan sikap ketika dihadapkan dengan situasi penderitaan yang tidak bisa diubah.

Makna Hidup
Konsep keinginan kepada makna (the will to meaning) inilah menjadi motivasi utama kepribadian manusia (Frankl, 1977). Sebutan “the will to meaning” sengaja dibedakan Frankl dengan sebutan “the drive to meaning” karena makna dan nilai-nilai hidup tidak mendorong (to push, to drive) tetapi seakan-akan menarik (to pull) dan menawari (to offer) manusia untuk memenuhi kenyataan hidup, yang menurutnya pula tidaklah menyediakan keseimbangan tanpa tegangan, tetapi justru menawarkan suatu tegangan khusus, yaitu tegangan kenyataan diri pada waktu sekarang dan makna-makna yang harus dipenuhi (bring us meaning). Di antara kedua hal itulah proses pengembangan pribadi berlangsung. 


Menurut Frankl, kita bisa menemukan makna dalam hidup dalam tiga cara yang berbeda, yaitu :
  • Dengan menciptakan pekerjaan atau melakukan perbuatan.
  • Dengan mengalami sesuatu atau menghadapi seseorang.
  • Dengan sikap kita mengambil ke arah yang tidak dapat dihindari "dan bahwa" segala sesuatu yang dapat diambil dari seseorang kecuali satu hal yang terakhir dari kebebasan manusia untuk memilih sikap dalam setiap himpunan keadaan.

Konsep Kebebasan Berkeinginan
Konsep kebebasan berkeinginan (freedom of will), mengacu pada kebebasan manusia untuk menentukan sikap (freedom to take a stand) terhadap kondisi-kondisi biologis, psikologi, dan sosiokultural. Kualitas ini adalah khas insani yang bukan saja merupakan kemampuan untuk mengambil jarak (to detach) terhadap berbagai kondisi lingkungan, melainkan juga kondisi diri sendiri ( self-detachment ). Dalam pandangan Logotherapy kebebasan disini adalah kebebasan yang bertanggung jawab agar tidak berkembang menjadi kesewenangan. Adapun konsep makna hidup, yaitu hal-hal yang memberikan arti khusus bagi seseorang yang apabila berhasil dipenuhi, akan menyebabkan kehidupannya dirasakan berarti dan berharga, sehingga akan menimbulkan penghayatan bahagia (happines).

Hakekat Manusia
Hakikat dari eksistensi manusia terdiri dari tiga faktor, yaitu :
  1. Spiritualitas à Suatu konsep yang sulit dirumuskan, tidap dapat direduksikan, tidak dapat diterangkan dengan istilah-istilah material. Meskipun spiritualitas dapat dipengaruhi oleh dunia material, namun tidak disebabkan atau dihasilkan oleh dunia material itu.
  2. Kebebasan à Tidak didikte oleh faktor-faktor non-spiritual, oleh insting, atau kondisi-kondisi dari lingkungan kita. Kebebasan itu digunakan untuk memilih bagaimana kita akan bertingkah laku jika kita menjadi sehat secara psikologis.
  3. Tanggung jawab à Menerima tanggung jawab terhadap pilihan.

Asumsi pada Logotherapy
Menurut Viktor Frankl, semua psychotherapies membuat asumsi filosofis tentang pribadi manusia yang tidak dapat dibuktikan dengan pasti. Asumsi dari Logotherapy meliputi :
  • Manusia adalah entitas yang terdiri dari tubuh, pikiran, dan jiwa à Berkaitan dengan tubuh (soma), pikiran (jiwa), dan semangat (noos). Menurut Frankl, tubuh dan pikiran adalah apa yang kita miliki dan roh adalah apa yang kita.
  • Hidup memiliki makna dalam semua keadaan, bahkan yang paling menyedihkan à Berkaitan dengan "makna tertinggi", hal ini sulit untuk memahami tetapi itu adalah sesuatu semua orang mengalami dan itu merupakan pesanan di dunia dengan hukum yang melampaui hukum manusia.
  • Orang-orang memiliki keinginan untuk bermakna à Sebagai motivasi utama untuk hidup dan bertindak. Ketika kita sudah melihat, artinya kita siap untuk mendapatkan semua jenis penderitaan itu. Ini dianggap berbeda dari keinginan kita untuk mencapai kekuasaan dan kesenangan.
  • Orang-orang memiliki kebebasan dalam semua keadaan untuk mengaktifkan keinginan untuk menemukan makna à Bebas untuk mengaktifkan kehendak kita untuk menemukan makna dan ini dapat dilakukan dalam kondisi apapun. Hal ini berkaitan dengan perubahan sikap tentang nasib yang tidak dapat dihindari.
  • Hidup memiliki kualitas permintaan yang setiap orang harus merespon jika keputusan yang  mereka ambil menjadi berarti à Lebih praktis dalam kehidupan sehari-hari, dapat ditemukan dan dipenuhi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti nilai-nilai masyarakat atau dengan mengikuti suara hati nurani kita.
  • Individu adalah unik à Berhubungan dengan rasa seseorang terhadap makna.

Teori-Teori yang Mendasari Logotherapy
  1. Ekstensialisme à Merupakan keberadaan orang hidup yang pada hakikatnya kebebasan dari hasrat/ambisi dan pertanggung jawaban. Yang terpenting bagaimana memaknai kehidupan itu. Whilst dan Freud menyatakan bahwa manusia mempunyai hasrat untuk senang, Adler mengatakan hasrat sebagai kekuatan, Frankl mengatakan kita harus mempunyai hasrat yang bermakna. Seandainya terjadi frustrasi, kerja saraf berhenti “neogenik” Frankl mengemukakan bahwa dimensi spiritual (neotik) dari manusia seharusnya diikutsertakan kepada dimensi pisik dan kejiwaan. Frankl akhirnya memaknai adanya sisi positif yang khas pada setiap orang dalam suatu keadaan. Setiap peristiwa menawarkan situasi yang berubah-ubah terus menerus dan juga memberikan sebuah makna khusus yang penuh dengan tantangan. Maknanya tidak dapat dibuat-buat tetapi harus dihayati sendiri.
  2. Stoicisisme (tenang/sabar/tabah) à Sikap ketabahan/sabar/tenang juga harus dimiliki, karena tidak ada masalah yang tidak ada dalam dunia ini. Kita selalu dapat menentukan sikap menolong diri sendiri. Manusia yang berpendirian dan berkeyakinan selalu dapat berubah tetapi juga tergantung pada penafsiran mereka terhadap masalah. Bahkan dalamalam kematian dan penderitaan, dengan menujukkan keteguhan hati kita dapat memposisikan diri dalam situasi yang bermakna.

Tujuan dari Logotherapy
Logotherapy bukan treatment simtomatik terhadap neurosis, melainkan menangani sikap klien terhadap simtom-simtom. Seseorang dengan gangguan fisik tetap bertanggung jawab terhadap sikap spiritual atau sikap eksistensialnya terhadap keadaannya (Semiun, 2006).
Logotherapy bertujuan agar masalah yang dihadapi klien, bisa ditemukan makna dari penderitaan dan kehidupan serta cinta. Dengan penemuan itu klien akan dapat membantu dirinya sehingga bebas dari masalah tersebut. Terdapat beberapa tujuan dalam Logotherapy yaitu :
  • Memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang secara universal.
  • Ada pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan dan agama yang dianutnya.
  • Menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering ditekan, terhambat dan diabaikan bahkan terlupakan.
  • Memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan.
  • Agar mampu tegak, kokoh menghadapi berbagai kendala, dan secara sadar mengembangkan diri untuk meraih kualitas hidup yang lebih bermakna.

Langkah-Langkah Dalam Proses Terapi
Langkah-langkah dalam proses terapi menurut Semiun (2006), adalah sebagai berikut :
  1. Menghadapi situasi tersebut à Diagnosis yang tepat merupakan langkah pertama dalam terapi dan merupakan sesuatu yang penting. Seluruh gangguan fisik klien merupakan faktor-faktor fisik, psikologis, dan spiritual. Tujuan diagnosis adalah menentukan sifat dari setiap faktor dan mengidentifikasi faktor manakah yang dominan.
  2. Kesadaran akan simtom à Dalam menangani reaksi-reaksi neurosis psikogenik, logotherapy diarahkan bukan pada simtom-simtom dan bukan juga pada penyebab psikis, melainkan sikap klien terhadap simtom-simtom tersebut.dalam mengubahh sikap klien terhadap simtom-simtom-simtom itu, logotherapy benar-benar merupakan suatu terapi personalitik.
  3. Mencari penyebab à Logotherapy adalah suatu terapi khusus bagi frustasi eksistensial (kehampaan eksistenasial) atau frustasi terhadap keinginan akan makna. Kondisi-kondisi ini jika menghasilkan simtom-simtom neurotik, maka disebut neurosis noogenik.
  4. Menemukan hubungan antara penyebab dan simtom à Neurosis kecemasan dan keadaan fobia ditandai oleh kecemasan antisipatori yang menimbulkan kondisi yang ditakutu klien. Terjadinya kondisi tersebut kemudian memperkuat kecemasan antisipatori yang mengakibatkan lingkaran setan sehingga sehingga klien menghindar atau menarik diri dari situasi-situasi tersebut, di mana ia merasakan bahwa kecemasannya akan terjadi.

Teknik-Teknik Logotherapy
Teknik-teknik dalam Logotherapy mencakup :
  1. Intensi Paradoksikal à Teknik dimana klien diajak melakukan sesuatu yang paradoks dengan sikap klien terhadap situasi yang dialami. Jadi klien diajak mendekati dan mengejek sesuatu (gejala) dan bukan menghindarinya atau melawannya. Teknik ini pada dasarnya bertujuan lebih daripada perubahan pola-pola tingkah laku. Lebih baik dikatakan suatu reorientasi eksistensial. Menurut logotherapy disebut antagonisme psikonoetik yang mengacu pada kapasitas manusia untuk melepaskan atau memisahkan dirinya tidak hanya dari dunia, tetapi juga dari dirinya sendiri. Teknik ini diarahkan pada penghapusan gejala melalui cara yang paradoks, yakni meminta kepada klien agar ia dengan sengaja menampilkan gejala yang dialaminya, tetapi dengan melebih-lebihkan dan mengejek atau berhumor atas gejala itu. Landasan dari intensi paradoksikal ini adalah kesanggupan manusia untuk bebas bersikap dan mengambil jarak terhadap dirinya sendiri. Mengambil jarak terhadap diri sendiri berarti melampaui diri sendiri, dan inilah yang dinamakan humor.
  2. Derefleksi à Sebagian besar persoalan kejiwaan berasal dari perhatian yang terlalu fokus pada diri sendiri. Dengan mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan mengarahkannya pada orang lain, persoalan-persoalan itu akan hilang dengan sendirinya. Dengan teknik tersebut, klien diberi kemungkinan untuk mengabaikan neurosisnya dan memusatkan perhatian pada sesuatu yang terlepas dari dirinya.
  3. Bimbingan Rohani à Metode yang khusus digunakan terhadap pada penanganan kasus dimana individu berada pada penderitaan yang tidak dapat terhindarkan atau dalam suatu keadaan yang tidak dapat dirubahnya dan tidak mampu lagi berbuat selain menghadapinya. Pada metode ini, individu didorong untuk merealisasikan nilai bersikap dengan menunjukkan sikap positif terhadap penderitaanya dalam rangka menemukan makna di balik penderitaan tersebut.

Daftar Referensi :
  • http://www.logotherapyinstitute.org/About_Logotherapy.htmlarta:PT.Elex Media Komputindo.
  • Kimble, A Melvin, dan Ellor, W James. (2000). Logotherapy: An overview. Journal of religious gerontology. Vol. 11.
  •  Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan mental 3. Ebook. Yogyakarta: Kanisius.
  • Widyarini, Nilam M.M. (2000). Psikologi populer: kunci pengembangan diri. Ebook. Jakarta.

Nama : Zahara Safitri
NPM  : 19513648
Kelas  : 3PA05


Tidak ada komentar:

Posting Komentar