TERAPI
KELOMPOK
Sejarah
Terapi Keluarga
- Pada awal 1900, Joseph Pratt melakukan kunjungan ke rumah-rumah dan mengadakan pertemuan antar penderita TBC
- Tahun 1910, Jacob Moreno yang merupakan seorang psikiater dari Rusia menggunakan teknik teater (seperti role playing) untuk membantu mengembangkan interaksi dan spontanitas pasien dengan membawa masalahnya pada setting kelompok
- Tahun 1925, Moreno pindah ke USA dan memperkenalkan teknik "psikodrama"
- Tahun 1930, Moreno menggunakan istilah "terapi kelompok"
- Tahun 1931, Institut Tavistock di London (dengan dasar teori analisis Melanie Klein) mengembangkan proses kelompok dalam membantu pasien memecahkan masalah
- Tahun 1931, Samuel Slavson yang merupakan seorang engineer melakukan terapi aktivitas kelompok dan mendorong anggotanya dalam berinteraksi menyelesaikan konflik, impuls, dan pola perilaku
- Tahun 1943, Slavson menggorganisasikan Asosiasi Terapi Kelompok Amerika
- Tahun 1964, Slavson menerapkan teknik terapi kelompok dengan pendidikan progresif dan psikoanalisis untuk membantu anak-anak dan remaja yang mengalami gangguan
Perkembangan
Terapi Kelompok Pasca Perang
Pada tahun 1960, Kurt Lewin
membentuk T-Group (Basic Skill Training Group) dengan tujuan awal untuk melatih
pimpinan komunitas untuk memfasilitasi pemahaman dan kepatuhan dengan
mengadopsi Fair Employment Practice Act. Berdasarkan formulasi T-Group, Leland
Bradford, Kenneth Benne, dan Roland Lippit mendirikan National Training Laboratories
(NTL) pada tahun 1950. Kemudian, ada perubahan tujuan T-Group, yaitu:
1. Menciptakan
kesadaran diri melalui pemahaman tentang perilaku interpersonalnya
2. Merupakan
'terapi normal' yang menekankan pada usaha memperbaiki keterampilan sosial
manusia.
Pada tahun 1960, muncul Encounter
Group yang merupakan hasil merger konsep serta prosedur dari terapi kelompok
tradisional dan T-Group, dengan tujuan untuk mendorong perkembangan individu
dan ekspresi diri serta pertumbuhan individu dan 'sensitivity training'.
Teknik
yang diterapkan adalah :
1.
Menekankan pada here dan now
2.
Konsep feedback dalam komunikasi interpersonal
3.
Meningkatkan keterbukaan diri oleh pimpinan kelompok
4.
Teknik verbal dan nonverbal
5.
Pertemuan dengan waktu yang terbatas
Konsep
Terapi Kelompok
Terapi
Kelompok à
Suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan
berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis
atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih.
Terapi
kelompok à terapi
psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien
dengan gangguan interpersonal.
Proses
Pelaksanaan Terapi Kelompok
- Tahap Intake à Terjadi kontrak (persetujuan/komitmen) antara petugas kesehatan dengan klien untuk melakukan kegiatan perubahan tingkah laku melalui kelompok. Selain itu adanya kesadaran baik yang dihasilkan dari pengungkapan masalah oleh klien sendiri atau berdasarkan penelaahan situasi oleh petugas kesehatan.
- Tahap Asesmen dan Perencanaaan Intervensi à Pemimpin kelompok bersama anggota kelompok mengidentifikasi permasalahan, tujuan kelompok serta merancang rencana tindakan pemecahan masalah.
- Tahap Penyeleksian Anggota à Penyeleksian anggota harus dilakukan terhadap orang-orang yang paling mungkin mendapatkan manfaat dari struktur kelompok dan keterlibatannya dalam kelompok.
- Tahap Pengembangan Kelompok à Petugas kesehatan harus memainkan peranan yang aktif dalam mendorong kelompok untuk mencapai tujuan atau harapannya.
- Tahap Evaluasi dan Terminasi à Evaluasi tidak selalu dilakukan pada tahap akhir suatu kegiatan.Pada tahap evaluasi terjadi pengidentifikasian atau pengukuran terhadap proses dan hasil kegiatan kelompok secara menyeluruh.Berdasarkan hasil evaluasi maka tahap terminasi dapat dilakukan.
Jenis
dan Tujuan Terapi Kelompok
Menurut
Rawlins, Wiliams dan Beck (1993) ada tiga jenis dan tujuan terapi kelompok,
yaitu:
- Kelompok Terapeutik. Bertujuan mencegah masalah kesehatan, mendidik, mengembangkan potensi, meningkatkan kualitas kelompok dengan angota saling bantu dalam menyelesaikan masalah.
- Terapi Kelompok. Membuat sadar diri, meningkatkan hubungan interpersonal dan membuat perubahan.
- Terapi Aktivitas Kelompok. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok yang dilakukan secara bertahap. Selain itu, dapat juga berupa melakukan hal yang menjadi hobinya seperti menyanyi, saat melakukan hobi, terapis mengobservasi reaksi pasien berupa ekspresi perasaan secara nonverbal.
Peran
Terapis
- Terapis membantu, mendorong pasien secara aktif agar mencapai tujuan-tujuan dari terapi kelompok
Teknik-teknik Terapi Kelompok
Berikut
sejumlah teknik yang dapat digunakan ketika melaksanakan terapi kelompok :
- Teknik yang melibatkan para anggota
- Teknik yang melibatkan pemimpin
- Menggunakan babak-babak terapeutik
- Teknik sesekali membantu lebih dari satu anggota
- Teknik untuk bekerja dengan Individu secara tidak langsung
- Teknik yang menyebabkan para anggota berbagi pada tingkat lebih pribadi
Bentuk-bentuk Terapi Kelompok
Terapi
kelompok terdiri atas beberapa bentuk, sebagian besar berasal dari jenis-jenis terapi
individual yaitu :
- Kelompok eksplorasi interpersonal à Tujuannya adalah mengembangkan kesadaran diri tentang gaya hubungan interpersonal melalui umpan balik korektif dari anggota kelompok yang lain. Pasien diterima dan didukung oleh kerena itu, utuk meningkatkan harga diri, tipe ini yang paling umum dilakukan.
- Kelompok Bimbingan-Inspirasi à Kelompok yang sangat terstruktur, kosesif, mendukung, yang meminimalkan pentingnya dan memaksimalkan nilai diskusi didalam kelompok dan persahabatan. Kelompoknya mungkin saja besar, anggota kelompok dipilih sering kali kerena mereka”mempunyai problem yang sama”.
- Terapi Berorientasi Psikoanalitik à Suatu tehnik kelompok dengan struktur yang longgar, terapis melakukan interprestasi tentang konflik yang disadari pasien dan memprosesnya dari obserpasi interaksi antar anggota kelompok. Sebagian besar terapi kelompok yang sukses tampaknya bergantung lebih pada pengalaman, sensitivitas, kehangatan, dan kharisma pemimpin kelompok dari pada orientasi teori yang dianut (tomg, 2004)
Berbagai
masalah dalam kelompok untuk mengembangkan kepercayaan diri, sensitifitas, dan
keterampilan sosial. Terdapat penekanan pada hubungan timbal balik antar
anggota kelompok yang difasilitasi oleh ahli terapi. Terapi kelompok dapat
berlangsung terus menerus atau terbatas waktu (Hibbert, 2009:157).
Karakteristik
Terapi Kelompok
- Pada umumnya terdiri dari 5-10 orang yang bertemu dengan terapis
- Panjang sesi adalah 90-120 menit
- Setting ruangan melingkar agar terapis dan anggota dapat saling melihat
- Anggota kelompok heterogen (pekerjaan, tingkat pendidikan, rentang usia, dll)
- Jenis gangguan terkadang sama atau berbeda (sesuai kebutuhan)
Keuntungan
Terapi Kelompok
1. Instilling
hope (membangkitkan harapan)
Ø Membangkitkan
dan memelihara harapan akan mendorong klien untuk tetap bertahan dan mau
berusaha dalam mengikuti proses terapi.
Ø Bertemu
dengan anggota lain yang telah mengalami peningkatan/mampu mengatasi masalah
dengan efektif akan membangkitkan harapan.
Ø Terapis
harus selalu menginformasikan peningkatan yang telah di capai (individu dan
kelompoknya) dan harus yakin atau optimis terhadap anggota atau kelompoknya.
2. Universality
Ø Anggota
merasa bahwa setiap orang juga mengalami masalah dan muncul perasaan bahwa
mereka memiliki masalah atau kondisi yg sama (mereka tidak sendiri atau diterima
anggota lain).
3. Imparting
information (memberi informasi)
Ø Saat
terapis memberikan informasi, saat terapis dan anggota mendiskusikan pengalaman
mereka, adanya nasehat, saran dan bimbingan dari terpis maupun anggota lainnya.
Ø Tiap
klien belajar atau memperoleh informasi tentang permasalahannya, fungsi psikis,
gambaran simptom, dinamika kelompok dan interpersonal proses psikoterapi
4. Altruisme
Ø Adanya
proses belajar untuk saling menerima dan terutama saling memberi atau membantu à saling memberikan
dukungan, meyakinkan, memberi saran, sharing tentang masalah yang sama atau memberikan
umpan balik
Ø Hal
ini sangat membatu karena setiap orang sebenarnya butuh untuk merasa dibutuhkan
5. Corrective
recapitulation of the primary family
Ø Kelompok
secara umum mirip keluarga dalam banyak aspek à banyak di pimpin
tim terdiri dari 2 terapis (laki-laki dan perempuan)
Ø Dalam
kelompok sangat mungkin bagi setiap anggota untuk melalukan pengulangan
perilaku
Ø Diketahui
konflik-konflik keluarga yang diulang, anggota juga diberikan koreksi
Daftar
Referensi :
Yalom,
I.D.(1975).The Theory and Practice of
Group Psychotherapy. New York: Basic Books.
https://www.academia.edu/8815830/PROPOSAL_TERAPI_AKTIVITAS_KELOMPOK
Rawlins,
T.R.P., Williams, S.R., Beck, C.M. (1993). Mental
Health Psychiatric Nursing a Holistic
Life Cycle Approach. St. Louis : Mosby Year Book.
Tomb,
David A. (2003). Buku saku psikiatri.
Jakarta: EGC.
Nama
: Zahara Safitri
NPM
: 19513648
Kelas
: 3PA05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar