Kamis, 30 Juni 2016

Psikoterapi : Terapi Kelompok

TERAPI KELOMPOK

Sejarah Terapi Keluarga
  • Pada awal 1900, Joseph Pratt melakukan kunjungan ke rumah-rumah dan mengadakan pertemuan antar penderita TBC
  • Tahun 1910, Jacob Moreno yang merupakan seorang psikiater dari Rusia menggunakan teknik teater (seperti role playing) untuk membantu mengembangkan interaksi dan spontanitas pasien dengan membawa masalahnya pada setting kelompok
  • Tahun 1925, Moreno pindah ke USA dan memperkenalkan teknik "psikodrama"
  • Tahun 1930, Moreno menggunakan istilah "terapi kelompok"
  • Tahun 1931, Institut Tavistock di London (dengan dasar teori analisis Melanie Klein) mengembangkan proses kelompok dalam membantu pasien memecahkan masalah
  • Tahun 1931, Samuel Slavson yang merupakan seorang engineer melakukan terapi aktivitas kelompok dan mendorong anggotanya dalam berinteraksi menyelesaikan konflik, impuls, dan pola perilaku
  •  Tahun 1943, Slavson menggorganisasikan Asosiasi Terapi Kelompok Amerika
  • Tahun 1964, Slavson menerapkan teknik terapi kelompok dengan pendidikan progresif dan psikoanalisis untuk membantu anak-anak dan remaja yang mengalami gangguan

Perkembangan Terapi Kelompok Pasca Perang
            Pada tahun 1960, Kurt Lewin membentuk T-Group (Basic Skill Training Group) dengan tujuan awal untuk melatih pimpinan komunitas untuk memfasilitasi pemahaman dan kepatuhan dengan mengadopsi Fair Employment Practice Act. Berdasarkan formulasi T-Group, Leland Bradford, Kenneth Benne, dan Roland Lippit mendirikan National Training Laboratories (NTL) pada tahun 1950. Kemudian, ada perubahan tujuan T-Group, yaitu:
1.      Menciptakan kesadaran diri melalui pemahaman tentang perilaku interpersonalnya
2.      Merupakan 'terapi normal' yang menekankan pada usaha memperbaiki keterampilan sosial manusia.

            Pada tahun 1960, muncul Encounter Group yang merupakan hasil merger konsep serta prosedur dari terapi kelompok tradisional dan T-Group, dengan tujuan untuk mendorong perkembangan individu dan ekspresi diri serta pertumbuhan individu dan 'sensitivity training'.
Teknik yang diterapkan adalah :
1. Menekankan pada here dan now
2. Konsep feedback dalam komunikasi interpersonal
3. Meningkatkan keterbukaan diri oleh pimpinan kelompok
4. Teknik verbal dan nonverbal
5. Pertemuan dengan waktu yang terbatas

Konsep Terapi Kelompok
Terapi Kelompok à Suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih.
Terapi kelompok à terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal.

Proses Pelaksanaan Terapi Kelompok
  1. Tahap Intake à Terjadi kontrak (persetujuan/komitmen) antara petugas kesehatan dengan klien untuk melakukan kegiatan perubahan tingkah laku melalui kelompok. Selain itu adanya kesadaran baik yang dihasilkan dari pengungkapan masalah oleh klien sendiri atau berdasarkan penelaahan situasi oleh petugas kesehatan.
  2. Tahap Asesmen dan Perencanaaan Intervensi à Pemimpin kelompok bersama anggota kelompok mengidentifikasi permasalahan, tujuan kelompok serta merancang rencana tindakan pemecahan masalah.
  3. Tahap Penyeleksian Anggota à Penyeleksian anggota harus dilakukan terhadap orang-orang yang paling mungkin mendapatkan manfaat dari struktur kelompok dan keterlibatannya dalam kelompok.
  4. Tahap Pengembangan Kelompok à Petugas kesehatan  harus memainkan peranan yang aktif dalam mendorong kelompok untuk mencapai tujuan atau harapannya.
  5. Tahap Evaluasi dan Terminasi à Evaluasi tidak selalu dilakukan pada tahap akhir suatu kegiatan.Pada tahap evaluasi terjadi pengidentifikasian atau pengukuran terhadap proses dan hasil kegiatan kelompok secara menyeluruh.Berdasarkan hasil evaluasi maka tahap terminasi dapat dilakukan.

Jenis dan Tujuan Terapi Kelompok
Menurut Rawlins, Wiliams dan Beck (1993) ada tiga jenis dan tujuan terapi kelompok, yaitu:
  1. Kelompok Terapeutik. Bertujuan mencegah masalah kesehatan, mendidik, mengembangkan potensi, meningkatkan kualitas kelompok dengan angota saling bantu dalam menyelesaikan masalah.
  2. Terapi Kelompok. Membuat sadar diri, meningkatkan hubungan interpersonal dan membuat perubahan.
  3. Terapi Aktivitas Kelompok. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok yang dilakukan secara bertahap. Selain itu, dapat juga berupa melakukan hal yang menjadi hobinya seperti menyanyi, saat melakukan hobi, terapis mengobservasi reaksi pasien berupa ekspresi perasaan secara nonverbal.

Peran Terapis
  • Terapis membantu, mendorong pasien secara aktif agar mencapai tujuan-tujuan dari terapi kelompok

Teknik-teknik Terapi Kelompok
Berikut sejumlah teknik yang dapat digunakan ketika melaksanakan terapi kelompok :
  • Teknik yang melibatkan para anggota
  • Teknik yang melibatkan pemimpin
  • Menggunakan babak-babak terapeutik
  • Teknik sesekali membantu lebih dari satu anggota
  •  Teknik untuk bekerja dengan Individu secara tidak langsung
  •  Teknik yang menyebabkan para anggota berbagi pada tingkat lebih pribadi

Bentuk-bentuk Terapi Kelompok
            Terapi kelompok terdiri atas beberapa bentuk, sebagian besar berasal dari jenis-jenis terapi individual yaitu :
  1. Kelompok eksplorasi interpersonal à Tujuannya adalah mengembangkan kesadaran diri tentang gaya hubungan interpersonal melalui umpan balik korektif dari anggota kelompok yang lain. Pasien diterima dan didukung oleh kerena itu, utuk meningkatkan harga diri, tipe ini yang paling umum dilakukan.
  2. Kelompok Bimbingan-Inspirasi à Kelompok yang sangat terstruktur, kosesif, mendukung, yang meminimalkan pentingnya dan memaksimalkan nilai diskusi didalam kelompok dan persahabatan. Kelompoknya mungkin saja besar, anggota kelompok dipilih sering kali kerena mereka”mempunyai problem yang sama”.
  3. Terapi Berorientasi Psikoanalitik à Suatu tehnik kelompok dengan struktur yang longgar, terapis melakukan interprestasi tentang konflik yang  disadari  pasien dan memprosesnya dari obserpasi interaksi antar anggota kelompok. Sebagian besar terapi kelompok yang sukses tampaknya bergantung lebih pada pengalaman, sensitivitas, kehangatan, dan kharisma pemimpin kelompok dari pada orientasi teori yang dianut (tomg, 2004)

            Berbagai masalah dalam kelompok untuk mengembangkan kepercayaan diri, sensitifitas, dan keterampilan sosial. Terdapat penekanan pada hubungan timbal balik antar anggota kelompok yang difasilitasi oleh ahli terapi. Terapi kelompok dapat berlangsung terus menerus atau terbatas waktu (Hibbert, 2009:157).

Karakteristik Terapi Kelompok
  • Pada umumnya terdiri dari 5-10 orang yang bertemu dengan terapis
  •  Panjang sesi adalah 90-120 menit
  • Setting ruangan melingkar agar terapis dan anggota dapat saling melihat
  • Anggota kelompok heterogen (pekerjaan, tingkat pendidikan, rentang usia, dll)
  • Jenis gangguan terkadang sama atau berbeda (sesuai kebutuhan)

Keuntungan Terapi Kelompok
1.      Instilling hope (membangkitkan harapan)
Ø  Membangkitkan dan memelihara harapan akan mendorong klien untuk tetap bertahan dan mau berusaha dalam mengikuti proses terapi.
Ø  Bertemu dengan anggota lain yang telah mengalami peningkatan/mampu mengatasi masalah dengan efektif akan membangkitkan harapan.
Ø  Terapis harus selalu menginformasikan peningkatan yang telah di capai (individu dan kelompoknya) dan harus yakin atau optimis terhadap anggota atau kelompoknya.
2.      Universality
Ø  Anggota merasa bahwa setiap orang juga mengalami masalah dan muncul perasaan bahwa mereka memiliki masalah atau kondisi yg sama (mereka tidak sendiri atau diterima anggota lain).
3.      Imparting information (memberi informasi)
Ø  Saat terapis memberikan informasi, saat terapis dan anggota mendiskusikan pengalaman mereka, adanya nasehat, saran dan bimbingan dari terpis maupun anggota lainnya.
Ø  Tiap klien belajar atau memperoleh informasi tentang permasalahannya, fungsi psikis, gambaran simptom, dinamika kelompok dan interpersonal proses psikoterapi
4.      Altruisme
Ø  Adanya proses belajar untuk saling menerima dan terutama saling memberi  atau membantu à saling memberikan dukungan, meyakinkan, memberi saran, sharing tentang masalah yang sama atau memberikan umpan balik
Ø  Hal ini sangat membatu karena setiap orang sebenarnya butuh untuk merasa dibutuhkan
5.      Corrective recapitulation of the primary family
Ø  Kelompok secara umum mirip keluarga dalam banyak aspek à banyak di pimpin tim terdiri dari 2 terapis (laki-laki dan perempuan)
Ø  Dalam kelompok sangat mungkin bagi setiap anggota untuk melalukan pengulangan perilaku
Ø  Diketahui konflik-konflik keluarga yang diulang, anggota juga diberikan koreksi

Daftar Referensi :
Yalom, I.D.(1975).The Theory and Practice of Group Psychotherapy. New York: Basic    Books.
https://www.academia.edu/8815830/PROPOSAL_TERAPI_AKTIVITAS_KELOMPOK
Rawlins, T.R.P., Williams, S.R., Beck, C.M. (1993). Mental Health Psychiatric      Nursing a Holistic Life Cycle Approach. St. Louis : Mosby Year Book.
Tomb, David A. (2003). Buku saku psikiatri. Jakarta: EGC.

Nama   : Zahara Safitri
NPM   : 19513648

Kelas   : 3PA05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar