RAGAM KEBUDAYAAN JAWA TIMUR
Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang
berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang
diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi
anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara
setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh
bulan), sunatan, pacangan.
Di
jawa timur bahasa yang digunakan yaitu bahasa jawa, namun bahasa jawa yang
digunakan di Jawa Timur memiliki beberapa dialek/logat. Di daerah Mataraman
(eks-Karesidenan Madiun dan Kediri), Bahasa Jawa yang digunakan hampir sama
dengan Bahasa Jawa Tengahan (Bahasa Jawa Solo-an). Di daerah pesisir utara
bagian barat (Tuban dan Bojonegoro), dialek Bahasa Jawa yang digunakan mirip
dengan yang dituturkan di daerah Blora-Rembang di Jawa Tengah. Dialek
Bahasa Jawa di bagian tengah dan timur dikenal dengan Bahasa Jawa Timuran, yang
dianggap bukan Bahasa Jawa baku. Ciri khas Bahasa Jawa Timuran adalah egaliter,
blak-blakan, dan seringkali mengabaikan tingkatan bahasa layaknya Bahasa Jawa
Baku, sehingga bahasa ini terkesan kasar. Bahasa Jawa Dialek Surabaya dikenal
dengan Boso Suroboyoan. Dialek Bahasa Jawa di Malang umumnya hampir sama dengan
Dialek Surabaya, hanya saja ada beberapa kata yang diucapkan terbalik, misalnya
mobil diucapkan libom, dan polisi diucapkan silup; ini dikenal sebagai Boso
Walikan. Suku Osing di Banyuwangi menggunakankan Bahasa Osing. Bahasa Tengger,
bahasa sehari-hari yang digunakan oleh Suku Tengger, dianggap lebih dekat
dengan Bahasa Jawa Kuna.
Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan
salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang
umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang
menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat
jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya
dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat
dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang. Reog merupakan kesenian
khas Ponorogo kini juga menjadi salah satu kesenian Jawa Timur. Pementasan reog
disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib.
Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa
Timuran, topeng dalang di Madura, dan besutan. Legenda terkenal dari Jawa Timur
antara lain Damarwulan dan Angling Darma.
Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan trian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana.
Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut para tamu. Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan dan kegagahan.
Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan trian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana.
Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut para tamu. Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan dan kegagahan.
Musik tradisional Jawa Timur hampir sama dengan musik
gamelan Jawa Tengah seperti Macam laras (tangga nada) yang digunakan yaitu
gamelan berlaras pelog dan berlaras slendro. Nama-nama gamelan yang ada
misalnya ; gamelan kodok ngorek, gamelan munggang, gamelan sekaten, dan gamelan
gede. Kini gamelan dipergunakan untuk mengiringi bermacam acara, seperti
mengiringi pagelaran wayang kulit, wayang orang, ketoprak, tari-tarian, upacara
sekaten, perkawinan, khitanan, keagaman, dan bahkan kenegaraan.
Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi,
Madiun, Magetan, dan Ponorogo) umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa
Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo ,
bentuk limasan (dara gepak), bentuk srontongan (empyak setangkep). Kota-kota di
Jawa Timur banyak terdapat bangunan yang didirikan pada era kolonial, terutama
di Surabaya dan Malang.
Pakaian adat jawa timur ini disebut mantenan. pakaian ini
sering digunakan saat perkawinan.
Macam-macam produk unggulan kerajinan anyaman bambu berupa :
caping, topi, baki, kap lampu, tempat tissue, tempat buah, tempat koran serta
macam-macam souvenir dari bambu lainnya.
Penduduk Jawa Timur
umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak
laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki
calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan
didahului dengan acara temu atau kepanggih. Untuk mendoakan orang yang telah
meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3,
ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.
Festival Bandeng selalu digelar setiap tahun yang dibarengi
dengan acara lelang (menjual dengan harga tawar yang paling tinggi) bandeng
kawak yang sudah menjadi tradisi masyarakat Sidoarjo. Festival yang juga bertujuan
melestarikan budaya tradisional tahunan masyarakat Sidoarjo itu diikuti empat
peserta petambak di Kabupaten Sidoarjo. Peserta berlomba menunjukkan hasil
tambak berupa bandeng yang paling sehat dan terbaik.
Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo ini merupakan ritual yang
dilakukan setahun sekali untuk menghormati Gunung Brahma (Bromo) yang dianggap
suci oleh penduduk suku Tengger.
Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara ini diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara ini diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
Ada tiga jenis parikan di dalam ludruk pada saat bedayan
(bagian awal permainan ludruk). Ketiga jenis parikan tersebut adalah lamba
(parikan panjang yang berisi pesan), kecrehan (parikan pendek yang
kadang-kadang berfungsi menggojlok orang) dan dangdutan (pantun yang bisa
berisi kisah-kisah kocak).
Ketoprak (bahasa Jawa kethoprak) adalah sejenis seni pentas
yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, sandiwara yang
diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan. Tema cerita dalam sebuah
pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau
sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari luar negeri. Tetapi tema cerita
tidak pernah diambil dari repertoar cerita epos (wiracarita): Ramayana dan
Mahabharata.
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari
Jawa Timur, khususnya kota Ponorogo. Tak hanya topeng kepala singa saja yang
menjadi perangkat wajib kesenian ini. Tapi juga sosok warok dan gemblak yang
menjadi bagian dari kesenian Reog.
Di Indonesia, Reog adalah salah satu budaya daerah yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan. Seni Reog Ponorogo ini terdiri dari 2 sampai 3 tarian pembuka. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisional, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang. Tarian ini berbeda dengan tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu. Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar. Adegan terakhir adalah singa barong. Seorang penari memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak.
Di Indonesia, Reog adalah salah satu budaya daerah yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan. Seni Reog Ponorogo ini terdiri dari 2 sampai 3 tarian pembuka. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisional, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang. Tarian ini berbeda dengan tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu. Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar. Adegan terakhir adalah singa barong. Seorang penari memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak.
Karapan sapi adalah pacuan sapi khas dari Pulau Madura.
Dengan menarik sebentuk kereta, dua ekor sapi berlomba dengan diiringi oleh
gamelan Madura yang disebut saronen.
Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Jalur pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh sampai lima belas detik.
Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Jalur pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh sampai lima belas detik.
Reog Ponorogo |
Ketoprak |
Di Susun Oleh :
Zahara Safitri (19513648)
Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar